Jumat, 23 Desember 2016

Membuatmu Bahagia

Bertahun tahun berusaha mencari cara untuk membuatnya bahagia, sesampainya pada tahun ini aku pun mengorbankan gaji bulanan untuk membuatnya bahagia.
Memang udah tanggung jawabku, karena selama ini anak anaknya hanya jadi beban dalam hidupnya.
2 anak yang lain sudah menikah, anak pertama tinggal satu tembok, dan yang satunya diluar kota.
Sebelumnya aku beban utama, karena ia harus membiayai sekolahku sampai tamat SLTA. Seiring berjalannya waktu anak yang lain juga menambah bebannya. Tahun berlalu beban terus bertambah, sampai tiba musibah menimpa anaknya yang berada diluar kota, rumah tangganya hancur. Perebutan hak asuh anak, dan hak asuh pun diterima. Karena kesibukannya bekerja, anaknya pun dititipkan disini. Setiap bulan kirim uang untuk biaya anaknya, makan & sekolah. Lagi lagi beban baru untuknya, usia tua, strock menaun, masih harus mengurus cucu. Hampir semua anaknya pun egois, yang pertama berfikir itu bukan anaknya, bukan keharusan untuknya mendidik, aku pun sibuk kerja dari pagi hingga sore dalam 5 hari, dan pada saat hari libur aku menyempatkan untuk refreshing menenangkan diri. Dari tahun ketahun aku memperhatikan semua anaknya terus menerus membebani hidupnya, dan akhirnya aku mengambil keputusan untuk membahagiakannya entah bagaimana pun caranya itu.
Baru beberapa minggu angsuran motorku lunas, dan aku berfikir "ini waktunya". Aku pun meminjam uang lagi untuk merehap rumah agar sedikit kokoh, kebetulan rumah sudah waktunya untuk di renovasi. Tanpa berfikir panjang aku mengkesampingkan bebanku yang lain, tapi demi kebahagiaanya semua harus terwujud. Tapi nampaknya sia sia, bukannya disupport tapi malah ngomong ini itu. Tapi aku tetap meneruskannya, meski masih dibandingkan dengan anaknya yang diluar kota setiap bulan mengirimkan uang.
Memang aku setiap bulannya selama 2th ini tidak pernah memberinya uang untuk bulanan, karna banyak beban juga yang harus aku tutupi. Tapi setidaknya sekarang aku berani mengambil tindakan agar ia bahagia.
Meski setiap hari selalu dibanding bandingkan, dibilang belum bisa menyokong bulanan, tapi setidaknya aku berani mengambil keputusan untuk prihatin demi kebahagiaannya.

#SalamIbu Aku tidak harus selalu bilang apa yang aku lakukan ini buat kebahagiaaanmu, cukup aku diam dan pembuktian untuk membalas semua jasamu.

Senin, 19 Desember 2016

Hubungan Dewasa

Hubungan Dewasa hanya selogan aja, tapi nyatanya masih berlebihan, over posesif & over protektif. Bahkan kadang ga mau ngertiin kekasihnya, ga sabaran, selalu mencari kesalahan untuk membuat pertengkaran.
Kalau kita ada diposisi itu, hubungan kita udah ga sehat. Pilihannya kita harus tetep sabar atau kita rubah dia. Tapi kalau dia ga berubah dan kamu sangat amat sabar, saranku mending kamu tinggalin dia, berpaling kepada sosok yg lebih baik dan dewasa cara berfikirnya, itu ga salah.
Biarkan dia meratapi, meronta, dan menjerit. Tindakanmu akan merubah pola fikirnya. Tentu jika dia berfikir, kamu sosok yang selalu ngertiin dia, ga pernah ngeluh, dan lebih banyak diam. Dia akan sangat amat menyesal, tapi kamu jangan iba, karena sosok baikmu ga layak untuk dia yang ga pernah ngertiin kamu, malah selalu menuntut ini dan itu.

APLIKASI EDITE FOTO

Free Automatic Backlinks Exchanges